Selasa, 3 Desember 2019
Medan – “Indonesia Inklusi, Disabilitas Unggul” adalah tema Nasional dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap tanggal 3 Desember yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak 1992.
“Pemerintah saat ini konsen dalam persoalan yang dihadapi penyandang disabilitas. Rumah Sakit sendiri mendukung program pemerintah ini. Kami akan memberikan program khusus untuk disabilitas, yaitu melalui daftar online dan langsung ke rehap medik. Kita akan support dengan fasilitas yang mendukung. Saya akan memantau,” tegas Direktur Medik dan Keperawatan Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik (RSUP HAM), dr Zainal Safri SpPD (K) SpJP (K) dalam acara Talk Show yang digelar di Instasi Rawat Jalan RSUP HAM melalui Bagian Promosi Kesehatan Rumah Sakit bekerjasama dengan Instalasi Rehabilitasi Medik. (3/12/2019)
Peringatan ini bertujuan untuk mengembangkan wawasan masyarakat akan persoalan-persoalan yang terjadi berkaitan dengan kehidupan para penyandang disabilitas dan memberikan dukungan untuk meningkatkan martabat, hak dan kesejahteraan para penyandang disabilitas. Mardiana Sihombing selaku sekretaris Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Sumatera Utara (Sumut) mengaku bangga dengan kepedulian pemerintah dan masyarakat luas yang semakin terlihat terhadap masyarakat disabilitas seperti dirinya.
“Saya bangga karena banyak yang sangat peduli meningkatkan kapasitas disabilitas untuk bisa unggul, sehingga kami tidak merasa minder. Semakin banyak juga dokter yang peduli dengan disabilitas. Untuk program selanjutnya, kami dengan senang hati diajak terlibat. Namun, saat ini kami sedang memperjuangkan Perda mencantumkan kebijakan terhadap masyarakat disabilitas,” harapnya.
Di Indonesia sendiri, komitmen pelaksanaan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas terwujud dalam lahirnya UU Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Sedangkan untuk peraturan daerah saat ini sedang diproses.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (Perdosri) cabang Sumatera 1 diwakili oleh dr Natalia SpKFR mengungkapkan disabilitas terjadi karena mengalami gangguan fungsional. Untuk itu, Perdosri sendiri sangat mendukung gerakan ramah disabilitas sebagai upaya memberikan kesempatan yang sama bagi semua masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi Rumah Sakit Adam Malik karena sudah menuju ramah disabilitas. Sesuai dengan cita-cita Indonesia, kita adalah perpanjangan tangan mewujudkan Indonesia Inklusi, Disabilitas Unggul,” katanya.
Senada dengan itu, dr Sudirman Parningotan Sinaga SpKFR menambahkan, istilah disabilitas hadir karena adanya keterbatasan ketika berinteraksi dengan lingkungannya. Dan di Indonesia terdapat 21 juta jiwa masyarakat menyandang disabilitas.
“Istilah disabilitas muncul karena adanya interaksi dengan lingkungan, yaitu mereka yang memiliki keterbatasan ketika berinteraksi dengan lingkungannya. Siapa yg bertanggung jawab untuk mewujudkan “Indonesia Inklusi, Disabilitas Unggul”? Semua orang, dan penyandang disabilitas sebagai pejuang utama untuk membangun ini,” himbau Sudirman.
Beberapa tokoh penyandang disabilitas dipaparkan untuk menjadi role model yang memotivasi semangat para penyandang disabilitas, salah satunya yang saat ini menjadi sorotan yaitu Angkie Yudistia, salah satu staf khusus presiden penyandang disabilitas tuna rungu. “Mereka bisa, saya juga bisa”.
Video kisah inspiratif dan penampilan tari dari Pusat Rehabilitasi Harapan Jaya Pematang Siantar juga ditampilkan disela-sela Talk show ini. Diakhir acara, para penyandang disabilitas diberikan bunga sebagai bentuk dukungan Rumah Sakit berstandar Internasional ini kepada mereka. (*/swt)