Senin, 11 Nopember 2019
Medan – Pusat Jantung Terpadu (PJT) RSUP H Adam Malik sebagai satu-satunya unit pelayanan khusus penyakit jantung di Sumatera Utara yang memberikan pelayanan komprehensif bagi pasien jantung dalam satu atap terus berinovasi. PJT RSUP H Adam Malik telah dilengkapi dengan teknologi yang menunjang pelayanan diagnostik dan intervensi kardiovaskular, bedah jantung dan pelayanan rawat jalan jantung. Salah satu pelayanan yang dilakukan disini adalah Intervensi Kardiovaskuler.
“Pelayanan intervensi kardiovaskuler di Sumatera Utara pertama kalinya dilaksanakan tahun 2005 yaitu di Rumah Sakit ini. Selanjutnya, rumah sakit lain di Medan mulai mengikuti jejak kita,” ucap Kepala PJT RSUP H Adam Malik, dr Nizam Zikri Akbar SpJP(K) yang sekaligus menjadi narasumber dalam Temu Pers yang diadakan di Ruang Rapat Lantai 5 Gedung PJT RSUP H Adam Malik. (11/11/2019)
Dijelaskannya, jika selama ini diketahui intervensi kardiovaskuler sering dilakukan dengan tindakan operasi, kini PJT yang merupakan salah satu produk unggulan Rumah Sakit Berstandar Internasional ini telah mampu melaksanakan pelayanan intervensi kardiovaskuler tanpa tindakan operasi. Pelayanan ini didukung dan dilakukan oleh dokter subspesialis di bidang pembuluh darah selain jantung. Baru-baru ini, pemasangan cincin di pembuluh darah bagian paha yang merupakan salah satu tindakan intervensi kardiovaskuler tanpa operasi, berhasil dilakukan. Tindakan ini hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam.
“Tahap awal, pasien akan melalui pemeriksaan TEE untuk menentukan perlu tidaknya tindakan ini. Jika perlu, pasien akan dijadwalkan. Selanjutnya, pada saat tindakan maka pada bagian paha pasien diberi sedikit sobekan untuk memasukan alat. Prosesnya hanya sekitar 1 jam. Pemulihan pasien cepat sehingga dapat langsung beraktivitas seperti biasa,” tambahnya.
Trans-esophageal echocardiografi (TEE) adalah prosedur pemeriksaan untuk dapat melihat struktur dan fungsi jantung dengan menggunakan probe yang dimasukkan melalui tenggorokan. Pemasangan cincin melalui pembuluh darah selain jantung memiliki tingkat kesulitan dan bentuk cincin berbeda dengan yang biasa dipasang di jantung.
Hal senada diungkapkan dr Ali Nafiah Nasution SpJP dari Divisi Kardiologi Pediatri dan Jantung Bawaan RSUP H Adam Malik. Tindakan intervensi kardiovaskuler tanpa operasi juga dapat dilakukan pada pasien anak yang menderita penyakit jantung bawaan. Hanya saja penggunaan bius atau anastesi yang diberikan pada anak jenisnya total (umum), sedangkan pada dewasa kebanyakan bius lokal namun hal ini tergantung pada kondisi pasien.
“Kita ada dokter spesialisas khusus pembuluh darah lain di luar jantung dan dokter jantung anak yang akan menangani tindakan ini. Ini pertama kalinya dan murni timnya dari Medan,” ujar Ali.
Ali menambahkan pelayanan intervensi kardiovaskuler tanpa tindakan operasi ini memakan biaya sekitar Rp 200 juta. Kabar gembiranya, pelayanan ini dapat di-cover oleh BPJS Kesehatan. Karena tindakannya lebih sederhana, RSUP H Adam Malik mengklaim bahwa Pelayanan Intervensi Kardiovaskuler Tanpa Operasi ini diprediksi dapat dilakukan sebanyak 20 tindakan dalam sehari. Jika dibandingkan dengan intervensi kardiovaskuler dengan tindakan operasi yang antreannya saat ini sudah sampai April 2020, hal ini tentu menjadi kabar gembira bagi pasien jantung yang membutuhkan.
Melalui Konferensi Pers ini, diharapkan inovasi intervensi kardiovaskuler tanpa tindakan operasi di PJT RSUP H Adam Malik sebagai satu-satunya di Sumatera Utara dapat dikenal masyarakat, sehingga banyak pasien jantung yang tertolong serta dapat meminimalisir jumlah pasien jantung yang berobat keluar negeri. (*/swt)