Medan – Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) melakukan sosialisasi terkait dengan program vaksinasi COVID-19, Jumat (08/01/2021). Sosialisasi yang dilakukan kepada seluruh pegawai rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan ini digelar secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting dan YouTube, serta dibuka langsung oleh Direktur Utama RSUP HAM dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K).
Dalam kata sambutannya, dr Zainal berharap sosialisasi ini dapat memberikan pemahaman terkait program vaksinasi COVID-19 yang akan segera dilaksanakan di RSUP HAM. “Kita mesti tahu bahwa vaksinasi ini baik buat kita, baik buat tenaga kesehatan yang high risk (beresiko tinggi). Banyak sekali hoaks yang beredar, macam-macam. Maunya kita tidak ikut menyebarkan hoaks. Harapannya kita bisa jadi penenang, bisa menyampaikan berita-berita yang baik kepada masyarakat,” ucap dr Zainal.
Materi sosialisasi sendiri disampaikan oleh Ketua Tim Vaksinasi COVID-19 RSUP HAM dr Zuhrial Zubir SpPD K-AI, yang menjelaskan bahwa vaksinasi ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, mencapai kekebalan, melindungi dan memperkuat sistem kesehatan, serta menjaga produktifitas. Vaksinasi ini pun tidak hanya akan memberikan perlindungan bagi penerima vaksin, tetapi sekaligus juga dapat melindungi orang-orang di sekitarnya.
“Kalau sudah divaksin, orang-orang tua yang tidak mungkin dapat menerima vaksin, orang hamil, anak-anak, mungkin juga yang komorbid (memiliki penyakit penyerta), autoimun, itu bisa terlindungi. Jadi vaksin ini membuat kita terlindungi dari penyakit, dan juga kita berpahala, karena melindungi orang-orang lain yang tidak mungkin dilakukan vaksinasi. Jadi ada dua hal, kita sendiri terlindungi, dan orang lain juga terlindungi,” jelas dr Zuhrial pula.
Meski begitu, dokter spesialis penyakit dalam ini pun mengingatkan untuk tetap menjalankan protokol kesehatan, meskipun sudah menerima vaksin. “Walaupun sudah vaksinasi, jadi kita sudah ada pertahanan, jangan merasa hebat. Harus pakai masker juga, cuci tangan, jaga jarak, itu tetap dilakukan,” pungkas dr Zuhrial dalam pemaparannya.
Sementara, pembicara kedua, dr Lili Rahmawati SpA selaku Koordinator KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) Tim Vaksinasi COVID-19 RSUP HAM menjelaskan terkait keamanan vaksin. Menurutnya, reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi adalah alamiah, sehingga tidak perlu terlalu dikhawatirkan. “Kejadian pasca imuninasi itu adalah hal yang pasti terjadi. Tapi dengan persiapan yang baik, kita bisa meminimalisir efeknya,” jelasnya.
Menurut dr Lili, ada beberapa reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi, seperti nyeri atau bengkak di tempat suntikan, kemerahan, hingga demam, nyeri otot, badan lemah, pusing, dan reaksi alergi. Reaksi ini sama seperti yang terjadi setelah imunisasi dengan vaksin lain. Untuk itu, sudah disiapkan alur penanganan untuk pemantauan dan perawatan bagi penerima vaksin COVID-19 yang mengalami reaksi simpang atau kejadian ikutan pasca imunisasi ini.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia akan segera melakukan vaksinasi COVID-19 mulai bulan Januari 2021. Tenaga kesehatan dan tenaga penunjang yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan menjadi prioritas utama untuk mendapatkan vaksinasi ini. Jumlahnya diperkirakan mencapai 1,3 juta orang, dan kemudian oleh diikuti 17,4 juta petugas publik selama periode Januari-April 2021. (humas/ade)