Medan – Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) mengagas inovasi kesehatan berbasis teknologi untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi (AKI/AKB). Hal ini disampaikan Direktur Utama RSUP H Adam Malik dr Zainal Safri MKed(PD) SpPD-KKV SpJP(K) dalam Diskusi Panel Strategi Transformasi Kesehatan Maternal dan Neonatal untuk Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia pada Jumat (27/10/2023).
Dijelaskan dr Zainal, upaya penurunan AKI/AKB di Indonesia diprediksi memang bisa mencapai target pada tahun 2024. Namun, kondisi di Indonesia saat ini ternyata masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain. Selain itu, disparitas atau perbedaan tingkat AKI/AKB antar provinsi di Indonesia juga masih cukup tinggi. Menurutnya, kondisi ini disebabkan sejumlah faktor yang mengakibatkan terjadinya kematian perinatal.
“Kondisi saat ini, deteksi risiko persalinan masih kurang optimal. Sebanyak 31 persen disebabkan oleh keterlambatan dalam memutuskan untuk merujuk oleh FKTP (fasilitas kesehatan tingkat pertama). Sebagian besar rujukan dilakukan ketika ibu hamil telah mengalami komplikasi dan kegawatdaruratan. Sehingga menyebabkan terjadinya 82 persen kematian ibu di rumah sakit,” terang dr Zainal dalam paparannya pada acara di Medan itu.
Sebagai solusi, dr Zainal dan tim inovasinya mengembangkan sistem untuk mengidentifikasi risiko pada ibu hamil, yang secara otomatis bisa menentukan tempat persalinan bagi ibu hamil. “Skrining risiko kehamilan akan dilakukan menggunakan tools secara digital melalui aplikasi. Kemudian ibu hamil akan mendapat nomor register dan edukasi, serta mengetahui rumah sakit persalinan yang tepat sesuai dengan risiko kehamilannya,” lanjut dr Zainal.
Menurut dr Zainal, proyek inovasi ini mendapatkan dukungan dari sejumlah instansi terkait, terutama Kementerian Kesehatan RI dan BPJS Kesehatan. “Dengan dukungan dari BPJS Kesehatan, nanti kita akan coba dulu di Kabupaten Deli Serdang, salah satu daerah dengan AKI/AKB yang tinggi di Sumatera Utara. Ke depannya, aplikasi ini akan terhubung dengan platform SATUSEHAT milik Kemenkes sehingga bisa diakses secara nasional,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI dr Azhar Jaya SKM MARS yang membuka kegiatan diskusi panel ini secara daring berharap inovasi teknologi kesehatan yang digagas RSUP HAM ini bisa membantu penanganan persoalan AKI/AKB yang masih menjadi masalah serius dalam bidang kesehatan di Indonesia. Menurutnya, inovasi ini sejalan dengan transformasi kesehatan yang sedang digalakkan Kemenkes RI.
Dalam diskusi panel ini, dokter spesialis obgyn di RSUP HAM, dr Mohammad Fahdhy SpOG MSc yang mengembangkan sistem digital dalam proyek inovasi tersebut menjelaskan alur dan mekanisme proses skrining risiko kehamilan dan penentuan tempat persalinan bagi ibu hamil melalui aplikasi digital. Aplikasi yang sedang dikembangkan tersebut nantinya bisa diakses melalui smartphone, baik oleh pasien ibu hamil maupun dokter yang menanganinya.
Kemudian, paparan mengenai proyek inovasi teknologi kesehatan dalam bidang maternal dan neonatal ini ditanggapi oleh para panelis. Yaitu, Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes RI drg Yuli Astuti Saripawan MKes, Direktur Perencanaan dan Pengembangan BPJS Kesehatan Dr dr Mahlil Ruby MKes, dan Ketua Umum PP Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof Dr dr Yudi Mulyana Hidayat SpOG SubspOnk DMAS MKes melalui daring, serta Direktur Bina Akses Pelayanan Keluarga Berencana BKKBN dr H Zamhir Setiawan MEpid yang berkesempatan hadir secara langsung di lokasi kegiatan.
Diskusi panel ini sendiri dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan MKes, Ketua PERSI Wilayah Sumut dr Syaiful M Sitompul MKes, serta perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan rumah sakit di wilayah Sumut, juga akademisi. Undangan lainnya termasuk perwakilan POGI Cabang Sumut dan para dokter spesialis obgyn, serta perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Wilayah Sumut dan dokter spesialis anak turut mengikuti kegiatan ini secara hybrid melalui daring. (humas/ade)